Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020
Gambar
MERESAPI KEBAHAGIAAN SEORANG PENGGEMAR ARSENAL Hari minggu pagi yang cerah di pertengahan tahun 2004, seorang anak kecil berusia 8 tahun sedang asyik menonton televisi. Anak itu mencari kartun, kesukaan yang lazim bagi anak seusianya. Namun dia terkesima pada salah satu channel yang menayangkan pertandingan sepak bola. Dia heran, pemain bernomor punggung 14 disertai nama Henry selalu disorot kamera.   Entah mengapa, mulai saat itu juga dia mengidolakan klub yang dibela pemain tersebut, yaitu Arsenal. Seiring berjalannya waktu, sang bocah mengetahui bahwa pemain tersebut adalah andalan utama Arsenal, terutama dalam urusan mencetak gol. Sang bocah pun semakin mencintai klub asal London Utara tersebut. Ya, anak kecil itu adalah saya sendiri. Saya menyukai Arsenal semenjak saya masih duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar. Televisi saat itu menyiarkan siaran ulang Liga Primer Inggris saat weekend , sekitar pukul tujuh sampai sembilan pagi. Kemudian saya mengenali pem...
Gambar
KARYAMU ABADI, DIDI KEMPOT Beberapa waktu lalu, tepatnya hari Selasa pagi tanggal 5 Mei 2020. Gue bangun agak siangan, kira-kira jam setengah 9 pagi setelah makan sahur dan sholat subuh. Puasa memang bikin ngantuk. Gue buka HP buat liat info-info terbaru. Namun ada satu berita yang mengejutkan waktu dibuka. “Breaking News: Didi Kempot Meninggal Dunia”. Jelas gue kaget, “Ah masa sih? Belum lama naik daun padahal”, Pikir gue waktu itu. Setelah dicek, ternyata memang benar, Legenda Campursari itu telah berpulang ke Yang Maha Kuasa. Meninggalnya beliau merupakan duka yang mendalam bagi pecinta musik tanah air. Tentu gue juga sedih. Tidak ada hujan tidak ada angin, beliau tiba-tiba meninggalkan kita selamanya, tidak ada tanda-tanda masalah kesehatan sebelum wafat. Namun itu semua merupakan takdir Sang Maha Kuasa, kita tidak bisa mengubahnya sedikitpun. Bagi gue yang merupakan keturunan orang Yogyakarta, nama Didi Kempot sudah lama masuk ke telinga. Dulu Bapak beliin kas...
Gambar
YOU’LL NEVER WALK ALONE, INSPIRASI BAGI KITA SEMUA Di suatu pagi bulan Mei tahun 2005, saya sedang bersiap-siap berangkat ke sekolah. Ibu membantu memakaikan seragam. Bapak sarapan sambil menonton berita olahraga di televisi. “Liverpool menang 3-2 atas AC Milan”, begitu sayup-sayup yang terdengar di telinga. Tak lama kemudian Bapak mengantar saya ke sekolah dengan sepeda motor sekaligus berangkat bekerja. Di tengah perjalanan ke sekolah, saya mengobrol santai dengan Bapak. “Pak, Liverpool menang ya?” “Iya Nang, juara Liga Champions” Lantas saya kabarkan ke teman-teman waktu istirahat sekolah. “Eh Liverpool menang 3-2”. “Itu adu penaltinya, skor akhir 3-3. Liverpool ketinggalan dulu 3-0”. Saya cukup kagum dengan perjuangan Liverpool memenangi Liga Champions saat itu. Fans Liverpool mengenang momen fantastis tersebut dengan istilah ‘ The Miracle of Istanbul’ . Saya kini menyadari, kebangkitan Liverpool waktu itu sangat istimewa, karena sampai sekarang...