SAMPAH, MASALAH MASA LALU, MASA KINI, DAN MASA DEPAN



Sampah, satu kata yang tidak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Kita sendiri juga pun yang menghasilkannya. Sisa-sisa aktivitas kita selalu menghasilkan sampah. Berdasarkan website dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tingkat pencemaran sampah di Indonesia sudah sangat parah, bahkan jika dianalogikan dengan tingkatan penyakit kanker sudah sampai di stadium 4.  

Pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik mengakibatkan masalah besar, karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga berdampak ke saluran air tanah. Pembakaran sampah yang dilakukan sebagian masyarakat untuk mengurangi volume sampah, dapat mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai mengakibatkan pencemaran air dan tersumbatnya saluran air sehingga mengakibatkan banjir (Sicular 1989). Selain itu, eksploitasi lingkungan menjadi isu yang berkaitan dengan pengurusan sampah. Salah satu solusi adalah dengan insenerasi atau pembakaran dalam suatu kotak hingga habis tak tersisa. Namun solusi ini terkendala biaya yang terlalu mahal.  

Masalah sampah sejak dahulu sampai saat ini, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Bahkan sampah telah menjadi masalah penting di kancah internasional. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh tim Ocean Cleanup tahun 2013, terdapat timbunan sampah di Samudera Pasifik mencapai 3,5 juta kilometer persegi. Boyan Slat, pendiri Ocean Cleanup menuturkan pengalamannya, “kami menemukan puing-puing sampah di mana-mana. Setiap setengah detik, anda akan melihat sesuatu (sampah). Kami harus memotretnya, tidak mungkin untuk merekam semuanya. Cukup aneh melihat banyak sampah di permukaan laut yang seharusnya murni.”

Sebuah gambaran yang cukup mengkhawatirkan berdasarkan pengalaman Slat. Betapa besar dosa kita sebagai manusia, makhluk hidup yang paling sempurna akalnya di muka bumi. Seharusnya kita mampu mengelola alam ini dengan baik, salah satunya lewat pengelolaan sampah, sehingga produksi sampah bisa diminimalisir dan dampaknya bisa dikurangi demi kebaikan kita bersama. Mari kita memulainya dari hal-hal kecil, baik dengan melakukan 4R, clean production dan lain-lain. 4R terdiri dari reduce, reuse, recycle, dan recovery. Reduce adalah mengurangi penggunaan barang yang berpotensi menjadi sampah, misalnya kantong plastik. Reuse adalah penggunaan kembali barang-barang yang sudah dipakai, recycle adalah mendaur ulang sampah yang tidak bisa diuraikan, seperti sampah detergen dengan sentuhan seni bisa disulap menjadi dompet, tas, dan sebagainya. Recovery adalah mengganti barang-barang yang berpotensi manjadi sampah dan mencemari lingkungan dengan barang yang lebih ramah lingkungan, contohnya kantong plastic diganti dengan keranjang bambu saat berbelanja. Kantong plastic seringkali dibuang setelah sekali pakai, sedangkan keranjang bambu  dapat dipakai berkali-kali. Produksi bersih (clean production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari pengurangan produk-produk yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologi.

Dengan melakukan hal-hal tadi, masa depan rumah kita alias bumi akan menjadi lebih baik. Masa lalu yang suram dapat dihapus dengan memori-memori indah sebagai kesuksesan kita memperbaiki rumah kita ini. Salah satunya dengan pengelolaan sampah yang baik dan benar. Save our earth!

Referensi :
Dedi Sudrajat. “ Masalah Sampah di Indonesia dan Solusinya” . Diakses pada tanggal 21 Oktober 2016 dari http://www.karawangnews.com/2013/06/masalah-sampah-di-indonesia-dan.html
Unknown. “SAMPAH DI INDONESIA SUDAH MEMASUKI STADIUN IV”. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2016 dari http://www.menlh.go.id/sampah-di-indonesia-sudah-memasuki-stadium-iv/
Unknown. 2016. “Timbunan Sampah pasifik Lebih Besar dari Perkiraan”. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2016 dari http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/10/timbunan-sampah-pasifik-lebih-besar-dari-perkiraa

Artikel ini dibuat waktu menjelang Seminar Profesi Kesehatan Lingkungan Tahun 2016. Semoga bermanfaat kawan :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini